Senin, 31 Desember 2012
Minggu, 30 Desember 2012
Tips Memperbanyak Asi
Menyusui
merupakan cara paling mudah bagi Bunda dalam memberikan perlindungan yang
optimal kepada sang buah hati, karena ASI mengandung komposisi nutrisi yang
lengkap untuk memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini juga bisa membantu mempererat
ikatan batin antara Bunda dengan si kecil. Sayangnya, tidak semua ibu bisa
memberikan ASI yang cukup bagi bayinya. Karena itu, tidak sedikit dari Bunda
yang masih sering bertanya-tanya tentang cara memperbanyak ASI bagi si kecil.
Terutama bagi Bunda yang baru pertama kali menyusui bayinya.
Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan Bunda untuk memperbanyak ASI, dan sudah teruji kebenarannya, yaitu:
• Menyusui bayi segera setelah melahirkan (Inisiasi Menyusui Dini/IMD)
• Meningkatkan frekuensi menyusui, yaitu setiap dua jam sekali atau setiap bayi merasa lapar dan haus
• Mengonsumsi banyak cairan
• Mengasup cukup kalori
• Istirahat yang cukup
• Menyusui bayi segera setelah melahirkan (Inisiasi Menyusui Dini/IMD)
• Meningkatkan frekuensi menyusui, yaitu setiap dua jam sekali atau setiap bayi merasa lapar dan haus
• Mengonsumsi banyak cairan
• Mengasup cukup kalori
• Istirahat yang cukup
Inisiasi
menyusui dini, selain bisa membantu memperbanyak ASI, namun juga memberikan hak
kepada bayi untuk bisa menikmati kolostrum dari ASI. Kolostrum adalah ASI yang
keluar pertama kali dari payudara Bunda dan berwarna kekuningan. Kandungan
nutrisi dalam kolostrum ini bersifat sempurna sebagai pelindung dan peningkat
daya tahan tubuh atau imunitas bayi.
Meningkatkan
frekuensi menyusui, merupakan salah satu cara memperbanyak ASI, yang kurang
dipahami oleh para ibu. Banyaknya produksi ASI bergantung pada banyaknya
permintaan ASI dari si kecil. Cobalah untuk menyusui bayi lebih sering, dan
buktikan bagaimana produksi ASI akan meningkat. Dengan kata lain, menyusui bayi
dapat merangsang tubuh memproduksi ASI sebanyak yang dibutuhkan.
Dari
sudut pandang gizi, cara memperbanyak ASI adalah dengan minum cukup cairan.
Jenis cairan yang diminum boleh dari susu, air, bahkan jus buah. Dianjurkan ibu
menyusui minum cairan sebanyak 2-3 liter per hari. Menurut Dr. Budi Iman
Santoso, SpOG(K), Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM, ibu
menyusui membutuhkan asupan cairan tambahan untuk mencegah resiko terjadinya
kekurangan cairan atau dehidrasi. Setidaknya, sebanyak 3,1 liter cairan harus
diasup ibu menyusui setiap harinya. Saran umumnya, minum segelas air setiap
makan, dan setiap kali menyusui.
Asupan
kalori lebih banyak dibutuhkan Bunda untuk dapat memproduksi ASI dengan optimal
bagi si Kecil. Atur tambahan makanan sehingga ada kalori ekstra sebesar 500
kalori. Disarankan Bunda tidak melakukan diet penurunan berat badan, karena
akan mempengaruhi produksi ASI. Asupan nutrisi yang cukup juga merupakan cara
memperbanyak ASI yang sehat untuk si kecil.
Selain
asupan nutrisi yang cukup, istirahat yang cukup juga dapat menghindarkan Bunda
dari kemungkinan stres, yang bisa membuat produksi ASI berkurang. Bahkan,
tindakan ini merupakan cara ampuh memperbanyak ASI. Jika sulit beristirahat
karena sibuk mengurus si kecil, mintalah bantuan suami, anggota keluarga, atau
pengasuh untuk menggantikan tugas pengasuhan sementara Bunda beristirahat.
Jadi,
tidak sulit, kan, cara untuk memperbanyak ASI? Jadi, tidak ada lagi alasan
untuk tidak memberikan ASI pada si kecil agar optimal pertumbuhan fisiknya,
sempurna perkembangan kecerdasannya, dan baik perkembangan psikologisnya.
Karena dengan menyusui, berarti Bunda sudah membantu si kecil meraih masa
depannya yang lebih cemerlang.
Jenis-Jenis Imunisasi dan Manfaatnya
Si
kecil sering sakit-sakitan dan terhambat pertumbuhannya? Mungkin karena daya
tahan tubuhnya sedang menurun akibat pengaruh lingkungan, atau bahkan karena
imunitasnya termasuk rendah. Sebelum Bunda memberikan obat-obatan kepada si
kecil, ada baiknya Bunda mengingat-ingat lagi, kapan terakhir kali si kecil
mendapat imunisasi. Sudah lengkapkah imunisasinya? Atau mungkin ada yang
terlewat?
Imunisasi bisa meningkatkan imunitas
tubuh dan menciptakan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan menggunakan
sejumlah kecil mikroorganisme yang dimatikan atau dilemahkan. Ada beberapa
jenis imunisasi yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics (AAP)
kepada anak-anak:
1.
Imunisasi Hepatitis B, berfungsi untuk melindungi hati. Jika anak terinfeksi
virus hepatitis B, maka dalam jangka panjang ia memiliki risiko terserang
penyakit liver ataupun kanker hati. Imunisasi ini harus diberikan kepada
anak-anak sebanyak tiga kali. Pertama kali diberikan segera setelah si kecil
lahir. Yang kedua kalinya saat ia berusia 1-2 bulan. Dan yang terakhir, saat
berusia 6-18 bulan.
2. Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC). Imunisasi ini berfungsi melindungi anak dari risiko terkena pneumonia, infeksi dalam darah, dan meningitis. Imunisasi PCV diberikan saat anak berusia di bawah dua atau lima tahun.
3. Imunisasi DTaP, yang fungsinya melindungi anak dari difteri, tetanus, dan pertusis. Difteri merupakan infeksi pada tenggorokan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Tetanus adalah penyakit yang menyebabkan kejang yang sangat hebat pada otot. Pertusis merupakan penyakit pernapasan yang berkembang menjadi batuk rejan. Imunisasi DTaP diberikan saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun.
4. Imunisasi Haemophilus Influenzae tipe B (HIB), yaitu imunisasi yang melindungi anak dari penyakit meningitis. Imunisasi diberikan melalui suntikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
5. Imunisasi polio, bermanfaat untuk mencegah anak terinfeksi virus polio yang berakibat pada kelumpuhan permanen. Imunisasi polio biasanya diberikan pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun.
6. Imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella), yang berfungsi anak dari campak, gondok, dan rubella. Imunisasi MMR diberikan melalui dua kali suntikan, yaitu saat usia 12-15 bulan dan usia 4-6 tahun.
7. Imunisasi Varicella yang memiliki fungsi melindungi anak dari cacar air. Imunisasi varicella diberikan melalui suntikan saat usia 12-15 bulan.
8. Imunisasi terhadap virus Hepatitis A. Imunisasi ini dianjurkan untuk anak usia 12-23 bulan, dan diikuti dosis keduanya 6 bulan kemudian.
9. Imunisasi Rotavirus. Imunisasi ini berfungsi mencegah diare hingga dehidrasi pada anak terutama pada bayi. Imunisasi dianjurkan diberikan pada anak usia 2-4 bulan.
2. Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC). Imunisasi ini berfungsi melindungi anak dari risiko terkena pneumonia, infeksi dalam darah, dan meningitis. Imunisasi PCV diberikan saat anak berusia di bawah dua atau lima tahun.
3. Imunisasi DTaP, yang fungsinya melindungi anak dari difteri, tetanus, dan pertusis. Difteri merupakan infeksi pada tenggorokan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Tetanus adalah penyakit yang menyebabkan kejang yang sangat hebat pada otot. Pertusis merupakan penyakit pernapasan yang berkembang menjadi batuk rejan. Imunisasi DTaP diberikan saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-18 bulan, dan 4-6 tahun.
4. Imunisasi Haemophilus Influenzae tipe B (HIB), yaitu imunisasi yang melindungi anak dari penyakit meningitis. Imunisasi diberikan melalui suntikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
5. Imunisasi polio, bermanfaat untuk mencegah anak terinfeksi virus polio yang berakibat pada kelumpuhan permanen. Imunisasi polio biasanya diberikan pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan, dan 4-6 tahun.
6. Imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella), yang berfungsi anak dari campak, gondok, dan rubella. Imunisasi MMR diberikan melalui dua kali suntikan, yaitu saat usia 12-15 bulan dan usia 4-6 tahun.
7. Imunisasi Varicella yang memiliki fungsi melindungi anak dari cacar air. Imunisasi varicella diberikan melalui suntikan saat usia 12-15 bulan.
8. Imunisasi terhadap virus Hepatitis A. Imunisasi ini dianjurkan untuk anak usia 12-23 bulan, dan diikuti dosis keduanya 6 bulan kemudian.
9. Imunisasi Rotavirus. Imunisasi ini berfungsi mencegah diare hingga dehidrasi pada anak terutama pada bayi. Imunisasi dianjurkan diberikan pada anak usia 2-4 bulan.
Dengan
memberikan imunisasi yang lengkap sesuai waktunya, berarti Bunda sudah
memberikan perlindungan tambahan kepada buah hati tercinta. Dengan imunitas
yang baik, si kecil akan dapat tumbuh dengan sehat dan tanpa hambatan, serta
terhindar dari penyakit-penyakit berat. Jangan segan untuk mengkonsultasikan
hal ini dengan dokter anak atau bidan di lingkungan tempat tinggal kita. Dengan
tubuh sehat dan kuat, anak-anak pasti bisa meraih masa depan yang lebih cerah.
Langganan:
Postingan (Atom)