Selasa, 11 Desember 2012

ASI PERAH: Tips Memerah, Menyimpan dan Memberikan Pada Bayi


ASI PERAH: Tips Memerah, Menyimpan dan Memberikan Pada Bayi
Menyusui memang relatif mudah dan praktis jika diberikan langsung dari payudara kepada bayi, selain itu juga dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. Tetapi lain ceritanya jika ibu bekerja di luar rumah dan sudah harus aktif kembali segera setelah cuti melahirkan selesai, dan bayi masih diberikan ASI Eksklusif.
ASI dapat diperah melalui 3 cara, yakni menggunakan tangan, memakai alat secara manual atau menggunakan pompa elektrik. Anda bisa memilih cara yang dianggap paling gampang dan nyaman. Namun, apapun cara yang dipilih, jangan abaikan faktor kebersihan.
  • Sebelum memerah ASI, siapkan wadah tertutup yang bersih dan steril untuk menampung ASI.
  • Cucilah tangan Anda dengan sabun dan air, hingga bersih.
  • Selanjutnya, perah sedikit ASI, lalu oleskan pada puting dan areola. Tindakan ini sebaiknya dilakukan dengan alasan ASI mengandung zat anti bakteri. Setelah siap, silahkan Anda mulai memerah ASI.
TIPS MEMERAH ASI
  • Tetapkan jadwal rutin dan atur konsistensi waktu memerah, misalnya pukul 09.00-10.00 lalu pukul 12.00-13.00 dan terakhir sesaat sebelum pulang kantor sekitar pukul 16.00-17.00. Menerapkan jadwal rutin adalah salah satu cara agar mendapat refleks pengeluaran ASI (let down reflex) yang optimal.
  • ASI sedapat mungkin tetap diperah seandainya jadwal terlewat, karena pengosongan payudara merupakan salah satu cara menjaga produksi ASI tetap lancar. Sedikit meleset dari jadwal tidak akan terlalu mempengaruhi asalkan jangan ditunggu sampai payudara bengkak.
  • Gunakan pompa ASI yang cocok, dan sesuai kenyamanan Anda. Pengeluaran ASI oleh pompa ASI tidak selancar dengan isapan bayi. Sebelum memerah, rangsang puting dengan jari dan tujukan pikiran kepada bayi.
  • Sebelum memerah ASI, pilihlah tempat yang tenang dan tanpa gangguan. Duduk di kursi yang nyaman. Sekitar dua sampai lima menit sebelum mulai memerah, tarik napas dalam-dalam atau cobalah untuk relaksasi sejenak.
  • Usahakan santai dan tidak memikirkan urusan pekerjaan di saat memerah. Bantu dengan melihat foto bayi Anda saat memerah, yang bisa mengaktifkan hormon serotonin (hormon yang memicu rasa bahagia dan gembira) sehingga akan membantu produksi dan pengeluaran ASI lebih deras. Perasaan tegang, malu, takut gagal, sakit, lelah dan gelisah dapat mengakibatkan gangguan dalam refleks pengeluaran ASI
  • Mulailah berlatih memerah ASI kurang lebih seminggu sebelumnya. Selama di tempat bekerja, sebaiknya Anda memerah ASI sebanyak 2-3 kali
  • Letakkan handuk hangat di payudara selama satu atau dua menit. Selanjutnya pijat dengan lembut payudara Anda, namun tidak perlu memijat di bagian puting. Jika sudah siap, silahkan mulai memerah ASI.
  • Simpan ASI di cooler box atau kulkas, rekatkan wadah ASI dengan label tanggal ASI diperah dan nama Anda.Cara yang tepat menyimpan ASI yang telah Anda perah agar tetap baik diminum bayi.
Di masa awal memerah ASI, jumlah yang diperoleh biasanya belum sebanyak yang diinginkan. Anda tak boleh putus asa. Untuk menjadi terampil, memang butuh waktu dan latihan.
TIPS MENYIMPAN ASI PERAH
Memerah dan menyimpan ASI memang menjadi solusi tepat untuk ibu bekerja yang ingin tetap memberikan ASI untuk bayinya. Antara ASI yang langsung diberikan dengan ASI yang masih harus disimpan di lemari es kualitasnya memang berbeda. ASI yang diberikan langsung memiliki zat gizi, termasuk vitamin, maupun zat kekebalan tubuh yang lebih tinggi dan lebih baik dibanding ASI perah dan telah disimpan. Walau kandungan zatnya berkurang seiring makin lamanya penyimpanan, namun jumlah semua zat pada ASI tersebut tetap masih dalam batas nilai yang telah ditetapkan secara internasional dan baik diberikan pada bayi
Tips menyimpan ASI Perah:
  • Wadah untuk menampung ASI sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan, seperti botol bertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas yang tahan panas.
  • Sebaiknya gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk sekali minum, misalnya 125 ml.
  • Bila ASI tidak diberikan langsung, pastikan penampungan dan penyimpanannya telah steril dan tidak terkontaminasi.
  • Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di simpan di lemari pendingin. Namun disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam.
  • Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke dalam lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius (jangan sampai beku).
  • Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih, maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan pada suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah. ASI yang sudah dibekukan dapat disimpan antara 3 – 6 bulan.
  • Simpan ASI perah Anda di bagian tengah atau bagian terdalam freezer. Bagian-bagian itu memiliki suhu yang lebih dingin dan konstan sehingga bila listrik padam, suhunya tak cepat naik. Jangan biarkan ASI perah tersebut tetap tersimpan di kulkas dalam keadaan listrik padam lebih dari 3-4 jam.
  • Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin karena temperatur di tempat ini mudah berubah ketika pintu dibuka dan ditutup.
  • Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI tersebut diperah.
  • Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
  • Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah komposisi kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba listrik padam sehingga susu cair dan dibekukan kembali.
  • Namun sebaiknya ASI beku disimpan sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Jika Anda berada di rumah, susui langsung bayi.
TIPS PEMBERIAN ASI DARI LEMARI PENDINGIN
  1. Jika Anda akan mencairkan ASI perah yang disimpan di lemari pendingin pada suhu 4 derajat Celcius, sebaiknya Anda tidak mencairkannya semalam suntuk pada suhu kamar. Sebaliknya, tidak perlu mencairkan di atas kompor.
  2. Jangan pula memanaskan dengan microwave. Pemanasan di microwave bukan saja akan menghancurkan kandungan vitamin di dalam ASI, tapi juga menimbulkan titik-titik panas (hot spots) yang bisa “membakar” lidah atau mulut bayi.
  3. Jadi, bila Anda ingin mencairkan ASI beku, kurang lebih setengah jam sebelum waktu menyusui tiba, ambil wadah ASI dari lemari pendingin. Selanjutnya hangatkan dengan memegang wadah tersebut di bawah air mengalir yang hangat. Secara bertahap tingkatkan suhu air sampai ASI cair dan hangat. Kocok wadah penampung ASI sebelum ASI diberikan pada bayi.
  4. ASI perah sudah tidak terlalu dingin tersebut dapat diberikan menggunakan cangkir atau sendok kecil yang bersih. Bila menggunakan cangkir, tempelkan bibir cangkir pada bibir bawah bayi dan biarkan bayi menggunakan lidahnya untuk meminum ASI (tidak ditumpahkan). Selain itu, yang memberi ASI perah dengan sendok/cangkir tersebut harus orang lain, bukan Anda. Agar ada konsistensi, sehingga bayi tahu kalau dari Anda ia menyusu dan kalau dari orang lain ia minum ASI perah menggunakan sendok/cangkir. Diharapkan, ia tidak akan mengalami “bingung puting”.
  5. Sebaiknya Anda tidak menyimpan atau membekukan ulang sisa susu yang tidak dihabiskan bayi agar bayi terhindar dari risiko diare.
  6. Perlu diingat, ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar