Rabu, 21 November 2012

Berikut kiat-kiat pemberian ASI bagi Ibu Bekerja:


Menurut hasil penelitian, ASI memberikan nutrisi terbaik bagi bayi, meningkatkan daya tahan tubuhnya, meningkatkan kecerdasannya, dan meningkatkan jalinan kasih antara Ibu dan bayi.

Berikut kiat-kiat pemberian ASI bagi Ibu Bekerja:

1. Beri ASI Perah

ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Ibu tidak perlu khawatir, ASI tidak akan basi. ASI tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai 6 jam. Jika disimpan di termos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau disimpan di kulkas, ketahanannya meningkat hingga 2 minggu dengan suhu kulkas yang bervariasi. Jika disimpan di freezer yang tidak terpisah dari kulkas, dan sering dibuka, ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan, maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan.

Tidaklah sulit untuk memerah ASI, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar dengan lancar. ASI ini bisa diberikan untuk bayi keesokan harinya. Tampung ASI tersebut di sebuah wadah, lalu tandai setiap wadah dengan spidol sesuai waktu pemerahan. Berikan pada bayi sesuai urutan pemerahan.

A. Memeras ASI dengan tangan

Semua ibu harus belajar memeras ASI. Ibu dapat mulai belajar selama kehamilan dan dapat menerapkannya segera setelah melahirkan. Memeras dengan tangan tidak memerlukan alat bantu sehingga seorang wanita dapat melakukannya dimana saja dan kapan saja. Memeras dengan tangan mudah dilakukan bila payudara lunak. Payudara akan lebih sulit  diperas bila sangat terbendung dan nyeri.
 
Cara memeras ASI dengan tangan:
  • Siapkan cangkir, gelas atau mangkuk yang sangat bersih.
  • Cuci dengan air sabun dan keringkan dengan tissu/lap yang bersih. Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir dan biarkan selama beberapa menit. Bila sudah siap untuk memeras ASI, buang air dari cangkir.
  • Cuci tangan dengan seksama.
    Letakkan cangkir di meja atau pegang dengan satu tangan lain untuk menampung ASI.
    Badan condong ke depan dan sangga payudara dengan tangan.
  • Letakkan ibu jari sekitar areola di atas puting susu dan jari telunjuk pada areola di bawah puting susu.
  • Pijat ibu jari dan telunjuk ke dalam menuju dinding dada.
  • Sekarang pijat areola di belakang puting susu di antara jari dan ibu jari.
  • Tekan dan lepas, tekan dan lepas. Pada mulanya tidak ada ASI yang keluar, tetapi setelah diperas beberapa kali, ASI mulai menetes. ASI bisa juga memancar bila refleks pengeluaran aktif.
  • Peras areola dengan cara yang sama dari semua sisi agar yakin ASI diperas dari semua segmen payudara.
  • Jangan memijat puting susu dan jangan menggerakkan jari sepanjang puting susu. Menekan atau menarik puting susu tidak dapat mengeluarkan ASI.

B. Pompa listrik

Pompa listrik ASI lebih efisien dan cocok bagi pemakaian di rumah sakit. Tetapi, semua pompa mudah membawa infeksi. Hal ini sangat berbahaya bila lebih dari satu ibu menggunakan pompa yang sama.

C. Botol hangat

Ini merupakan teknik yang bermanfaat untuk menghilangkan bendungan, terutama bila payudara sangat nyeri dan puting susu tegang.

Cara menggunakan teknik botol hangat adalah:


  • Cari botol besar (misalnya berukuran 1 liter, 700 ml, atau 3 liter) dengan leher lebar (bila mungkin).
  • Mintalah keluarga untuk memanaskan sejumlah air dan isilah botol dengan air panas. Biarkan beberapa menit, untuk menghangatkan kaca botol.
  • Bungkus botol dengan kain dan buang air panas.
  • Dinginkan leher botol dan masukkan ke dalam puting susu sampai menyentuh kulit di sekelilingnya dengan ketat.
  • Pegang kuat botol tersebut, setelah beberapa menit botol mendingin dan menimbulkan isapan lembut maka akan menarik puting susu.
  • Rasa hangat membantu refleks pengeluaran, dan ASI mulai mengalir dan mengisap botol. Kadang-kadang bila wanita pertama kali merasa isapan ini, ia akan kaget dan menarik botol. Sehingga harus ditaruh lagi air panas dalam botol dan mulai kembali.
  • Setelah beberapa saat, nyeri pada payudara berkurang dan memeras dengan tangan atau isapan sudah bisa dilakukan.

  •  
    2. Persiapan dan Pemberian

    Persiapkanlah diri Ibu sendiri untuk meninggalkan bayi Ibu dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di rumah. Selain itu, Ibu juga harus sudah memulai belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Pada saat bayi tidur dan payudara mulai terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan di kulkas. Besok siang, ASI perah tersebut bisa ibu berikan pada bayi.
    Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu harus mulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok Hal ini untuk mencegah bayi mengalami bingung puting. Sampai bayi usia 5 bulan, hal ini bisa terjadi.

    3. Pemberian ASI Perahan


    • Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu).
    • Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air panas.
    • Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
    • Jangan gunakan oven microwave untuk menghangatkan agar zat-zat penting ASI tidak hilang.
    • Berikan dengan sendok.

    4. Cara Menyimpan ASI agar Awet dengan Praktis

    • Taruh ASI dalam wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan ke dalam microwave, wadah melamin, gelas, atau cangkir keramik. Jangan memasukkan ASI ke dalam gelas plastik minuman kemasan ataupun plastik styrofoam.
    • Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
    • Dinginkan dalam kulkas. Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+ 2 minggu).
    • Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam kulkas selama semalam, baru masukkan ke freezer. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan (+3-6 bulan).
    • Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke dalam kulkas malam sebelumnya, kemudian besok baru dicairkan dan dihangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke kulkas.
     

    ASI Untuk Bayi

    Anda pasti sudah tahu, hari-hari pertama bayi adalah masa yang sangat rentan. Bayi mungil, butuh bantuan perlindungan. Perlindungan terpenting yang dibutuhkan bayi adalah asupan ASI Ada satu bagian dari ASI yang sangat penting, yakni kolostrum. Kolostrum akan keluar mendahului ASI selama 2-3 hari pascapersalinan. Bentuknya berupa cairan bening kekuningan. Hal ini, diakui oleh banyak peneliti, penting bagi keoptimalan daya tahan tubuh bayi (imunoglubolin), karena kadar gizinya jauh lebih tinggi dibanding ASI yang keluar pada hari-hari berikutnya. Karena jumlahnya sangat terbatas, jangan lewatkan kesempatan untuk menyusui  si bayi sesegera setelah si kecil lahir, ya Bu.
    Supaya Anda lebih yakin lagi untuk memberi ASI eksklusif kepada si kecil, silakan menyimak data-data berikut ini:
    ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi. ASI mengandung segala kebutuhan bayi, mulai dari zat gizi hingga zat kekebalan tubuh yang melindungi bayi dari serangan penyakit.
    ASI mudah dicerna dan diserap bayi. ASI mengandung whey dan casein dengan perbandingan 60:40 sehingga mudah dicerna oleh bayi.
    ASI mengandung zat-zat gizi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, termasuk otak dan fungsi kognitifnya.
    ASI memberikan perlindungan kepada bayi dari kemungkinan infeksi dan alergi, juga merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh bayi.
    ASI selalu tersedia, bersih, dan segar.
    ASI lebih ekonomis, hemat, sekaligus praktis.
    • Pemberian ASI memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi. Bayi akan merasa nyaman, aman, dan terlidungi.
    ASI: Beragam Manfaat bagi Ibu
    Sulit mencari posisi yang tepat, payudara membengkak, dan rasa sakit, adalah beberapa alasan ibu untuk tidak memberikan ASI kepada bayinya. Tetapi, tahukah Anda, ada begitu banyak keuntungan yang tersimpan saat memberikan ASI kepada buah hati. Keuntungan ini tidak hanya dinikmati oleh si buah hati, tetapi juga untuk sang ibu. Dengan menyusui ASI, para ibu dapat merasakan manfaat-manfaat yang tidak didapatkan dari menyusui anak dengan susu formula, yakni:
    1. Aspek Kesehatan
    • Pemberian ASI dapat mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan dan membantu mengembalikan ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
    • Pemberian ASI dapat membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat. Kalori yang dibakar sebesar 200-500 kalori perhari, sama dengan berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.
    • Pemberian ASI dapat mencegah kanker payudara, kanker indung telur, dan kanker rahim.
    • Pemberian ASI dapat mencegah anemia.
    • Pemberian ASI dapat mengurangi angka kejadian osteoporosis dan patah tulang panggul setelah menopause.
    2. Aspek Keluarga Berencana
    Menyusui ASI secara eksklusif dapat menunda kesuburan sehingga dapat digunakan sebagai kontrasepsi alamiah yang sering disebut metode amenorea laktasi (MAL).
    3. Aspek Psikologis
    Pemberian ASI memberikan dampak psikologis yang baik dengan tumbuhnya ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi.
    4. Aspek Ekonomi
    Ibu tidak perlu membeli makanan bayi hingga anak berumur 4 bulan, sehingga menghemat pengeluaran rumah tangga.
    Nutrisi dalam ASI
    ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Agaknya kalimat ini tidak berlebihan, karena kandungan dalam ASI dapat mencukupi gizi si buah hati. Tak heran jika ASI disandangkan sebagai bentuk kasih ibu pada anak.
    Makanan bayi ini memiliki tiga stadium, yaitu kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Kolostrum diproduksi dari hari ke-1 hingga ke-5 menyusui, ASI peralihan diproduksi dari hari ke-4 hingga ke-10 menyusui, dan ASI matur diproduksi setelah ASI peralihan.
    Dengan memberikan 750-850ml ASI per hari, para ibu telah memberikan beragam zat gizi, sebagai berikut:
    • Air 87,5%. Kandungan ini membuat bayi tidak kekurangan cairan dalam tubuh dan percernaan bayi lancar.
    • Karbohidrat yang berupa laktosa. Kandungan ini menjadi sumber energi bagi otak bayi.
    • Protein yang terdiri dari whey dan casein. Protein ini tidak menyebabkan alergi pada bayi, tidak seperti susu sapi. Asam amino juga terdapat dalam protein ASI dan berperan dalam perkembangan otak bayi. Selain itu, terdapat nukleotida yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan penyerapan besi, sehingga bayi terhindar dari Anemia Defisiensi Besi (ADB).
    • Lemak, termasuk lemak omega-3 dan omega-6 yang turut berperan dalam perkembangan otak bayi. Terkandung pula asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berfungsi dalam perkembangan jaringan saraf dan retina mata. Lemak pada ASI baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
    • Karnitin yang berfungsi untuk mempertahankan metabolisme tubuh.
    • Vitamin dan mineral, seperti vitamin K, D, E, A, B, C, dan asam folat, serta kalsium.
    Kandungan-kandungan ini dapat tersedia bagi bayi di dalam ASI jika ibu memiliki gizi yang baik. Dengan demikian, ibu yang menyusui ASI dianjurkan mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi.